Suka Makan Seafood? Jauhi Angciu



Assalamu'alaikum..
Ustadz, apakah perihal penggunaan Angciu dalam masakan itu terdapat khilafiah?
Krn sy menemukan resto yg dikelola seorang al-hajj,  dan beliau dpt dr kajian majelisnya kalau Angciu diperbolehkan.
Mohon pencerahan nya.
Jazakalloh.

Jawaban:

Wa 'alaikumussalam wa Rahmatullah, bismillah wal hamdulillah ..

Angciu adalah penyedap makanan berbentuk cair, yg terbuat dr fermentasi tape, shingga mengandung alkohol.
Biasanya dipakai direstoran seafood, termasuk juga tukang nasi goreng pinggir jalan.

Penggunaan Angciu ini terlarang, sebab khamr sedikit atau banyak tetap haram berdasarkan ijma'. Tdk ada khilafiyah dalam hal ini.

Walau Angciu bercampur dengan makanan lalu dipanaskan, yang katanya alkoholnya menguap jika dipanaskan, itu tidak benar. Dia tetap ada.

Imam As Suyuthi dalam kitab Al Asybah wan Nazhair, pada Kitab Kedua, dan kaidah kedua:

إذَا اجْتَمَعَ الْحَلَالُ وَالْحَرَامُ غَلَبَ الْحَرَامُ

“Jika Halal dan haram bercampur maka yang haramlah yang menang (dominan).”

                Kaidah ini berasal dari riwayat mauquf dari Ibnu Mas’d sebagai berikut:

مَا اجْتَمَعَ الْحَلَالُ وَالْحَرَامُ إلَّا غَلَبَ الْحَرَامُ الْحَلَالَ

                “Tidaklah halal dan haram bercampur melainkan yang haram akan mengalahkan yang halal.”

                Imam As Suyuti Rahimahullah mengomentari riwayat ini, katanya:

قَالَ الْحَافِظُ أَبُو الْفَضْلِ الْعِرَاقِيُّ : وَلَا أَصْلَ لَهُ ، وَقَالَ السُّبْكِيُّ فِي الْأَشْبَاهِ وَالنَّظَائِرِ نَقْلًا عَنْ الْبَيْهَقِيّ : هُوَ حَدِيثٌ رَوَاهُ جَابِرٌ الْجُعْفِيُّ ، رَجُلٌ ضَعِيفٌ ، عَنْ الشَّعْبِيُّ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ ، وَهُوَ مُنْقَطِعٌ . قُلْت : وَأَخْرَجَهُ مِنْ هَذَا الطَّرِيقِ عَبْدُ الرَّزَّاقِ فِي مُصَنَّفِهِ . وَهُوَ مَوْقُوفٌ عَلَى ابْنِ مَسْعُودِ لَا مَرْفُوعٌ . ثُمَّ قَالَ ابْنُ السُّبْكِيّ : غَيْرِ أَنَّ الْقَاعِدَةَ فِي نَفْسِهَا صَحِيحَةٌ .

                Berkata Al Hafizh Abul Fadhl Al ‘Iraqi: “Tidak ada asalnya.” As Subki berkata dalam Al Asybah wan Nazhair, mengutip dari Al Baihaqi: ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Jabir Al Ju’fi, seorang yang dhaif, dari Asy Sya’bi, dari Ibnu Mas’ud, dan hadits ini munqathi’ (terputus). Aku (As Suyuthi) berkata: Abdurrazzaq dalam Mushannaf-nya, telah mengeluarkannya dengan jalan ini. Itu adalah riwayat mauquf (terhenti) pada ucapan Ibnu Mas’ud, bukan marfu’(Sampai kepada Rasulullah). Kemudian, berkata Ibnu As Subki: ” “Namun, sesungguhnya kaidahnya sendiri,  yang ada pada hadits ini adalah shahih (benar).” (Al Asybah wan Nazhair, 1/194)

Demikian.  Wallahu A'lam

🍃🌴🌻🌺☘🌷🌸🌾

✏️ Farid Nu'man Hasan
📚 Percik Iman, Ilmu, dan Amal
📡 Sebarkan! Raih amal shalih
🌏 Join Telegram: bit.ly/1Tu7OaC
❄️ syariahonline-depok.com

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silakan Berkomentar...