๐ Apa arti shaum?
Secara bahasa, berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin Rahimahullah:
ุงูุตูุงู ูู ุงููุบุฉ ู ุตุฏุฑ ุตุงู ูุตูู ، ูู ุนูุงู ุฃู ุณู، ูู ูู ูููู ุชุนุงูู: {َُِูููู َูุงุดْุฑَุจِู ََููุฑِّู ุนَْููุงً َูุฅِู َّุง ุชَุฑََِّูู ู َِู ุงْูุจَุดَุฑِ ุฃَุญَุฏًุง َُِููููู ุฅِِّูู َูุฐَุฑْุชُ ِููุฑَّุญْู َู ุตَْูู ًุง ََْููู ุฃَُِّููู َ ุงَْْูููู َ ุฅِْูุณًِّูุง } [ู ุฑูู ] ููููู: {ุตَْูู ًุง} ุฃู: ุฅู ุณุงูุงً ุนู ุงูููุงู ، ุจุฏููู ูููู: {َูุฅِู َّุง ุชَุฑََِّูู ู َِู ุงْูุจَุดَุฑِ ุฃَุญَุฏًุง} ุฃู: ุฅุฐุง ุฑุฃูุช ุฃุญุฏุงً ููููู: {ุฅِِّูู َูุฐَุฑْุชُ ِููุฑَّุญْู َู ุตَْูู ًุง} ูุนูู ุฅู ุณุงูุงً ุนู ุงูููุงู {ََْููู ุฃَُِّููู َ ุงَْْูููู َ ุฅِْูุณًِّูุง}.
“Shiyam secara bahasa merupakan mashdar dari shaama – yashuumu, artinya adalah menahan diri. Sebagaimana firmanNya: (Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini") (QS. Maryam (19):26). firmanNya: (shauman) yaitu menahan diri dari berbicara, dalilnya firmanNya: (jika kamu melihat seorang manusia), yaitu jika kau melihat seseorang, maka katakanlah: (Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah) yakni menahan dari untuk bicara. (Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini).
(Syarhul Mumti', 6/296. Cet. 1, 1422H.Dar Ibnul Jauzi. Lihat juga Syaikh Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, 1/431. Lihat Imam Al Mawardi, Al Hawi Al Kabir, 3/850)
Secara syara', menurut Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah, makna shaum adalah:
ุงูุงู ุณุงู ุนู ุงูู ูุทุฑุงุช، ู ู ุทููุน ุงููุฌุฑ ุฅูู ุบุฑูุจ ุงูุดู ุณ، ู ุน ุงูููุฉ
“Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan, dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dan dibarengi dengan niat (berpuasa).” (Fiqhus Sunnah, 1/431)
Ada pun Syaikh Ibnul Utsaimin menambahkan:
ูุฃู ุง ูู ุงูุดุฑุน ููู ุงูุชุนุจุฏ ููู ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู ุจุงูุฅู ุณุงู ุนู ุงูุฃูู ูุงูุดุฑุจ، ูุณุงุฆุฑ ุงูู ูุทุฑุงุช، ู ู ุทููุน ุงููุฌุฑ ุฅูู ุบุฑูุจ ุงูุดู ุณ.
ููุฌุจ ุงูุชูุทู ูุฅูุญุงู ููู ุฉ ุงูุชุนุจุฏ ูู ุงูุชุนุฑูู؛ ูุฃู ูุซูุฑุงً ู ู ุงููููุงุก ูุง ูุฐูุฑูููุง ุจู ูููููู: ุงูุฅู ุณุงู ุนู ุงูู ูุทุฑุงุช ู ู ูุฐุง ุฅูู ูุฐุง، ููู ุงูุตูุงุฉ ูููููู ูู: ุฃููุงู ูุฃูุนุงู ู ุนููู ุฉ، ูููู ููุจุบู ุฃู ูุฒูุฏ ููู ุฉ ุงูุชุนุจุฏ، ุญุชู ูุง ุชููู ู ุฌุฑุฏ ุญุฑูุงุช، ุฃู ู ุฌุฑุฏ ุฅู ุณุงู، ุจู ุชููู ุนุจุงุฏุฉ
“Ada pun menurut syariat, maknanya adalah ta’abbud (peribadatan) untuk Allah Ta’ala dengan cara menahan diri dari makan, minum, dan semua hal yang membatalkan, dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Wajib dalam memahami definisi ini, dengan mengaitkannya pada kata taabbud, lantaran banyak ahli fiqih yang tidak menyebutkannya, namun mengatakan: menahan dari dari ini dan itu sampai begini. Tentang shalat, mereka mengatakan: yaitu ucapan dan perbuatan yang telah diketahui. Sepatutnya kami menambahkan kata taabbud, sehingga shalat bukan semata-mata gerakan , atau semata-mata menahan diri, tetapi dia adalah ibadah.
(Syarhul Mumti', 6/298. Cet.1, 1422H. Dar Ibnul Jauzi)
Dari definisinya ini ada beberapa point penting sebagai berikut:
❤️Menahan diri dari perbuatan yang membatalkan
๐Harus dibarengi dengan niat
๐Bertujuan ibadah kepada Allah Taala
๐Lalu, apa arti Ramadhan ?
Ramadhan, jamaknya adalah Ramadhanaat, atau armidhah, atau ramadhanun. Dinamakan demikian karena mereka mengambil nama-nama bulan dari bahasa kuno (Al Qadimah), mereka menamakannya dengan waktu realita yang terjadi saat itu, yang melelahkan, panas, dan membakar (Ar ramadh). Atau juga diambil dari ramadha ash shaaimu: sangat panas rongga perutnya, atau karena hal itu membakar dosa-dosa. (Lihat Al Qamus Al Muhith, 2/190)
Imam Abul Hasan Al Mawardi Rahimahullah mengatakan:
ََููุงَู ุดَْูุฑُ ุฑَู َุถَุงَู ُูุณَู َّู ِูู ุงْูุฌَุงَِِّูููุฉِ ูุงุชٌِู ، َูุณُู َِّู ِูู ุงْูุฅِุณَْูุงู ِ ุฑَู َุถَุงَู ู َุฃْุฎُูุฐٌ ู َِู ุงูุฑَّู ْุถَุงุกِ ، ََُููู ุดِุฏَّุฉُ ุงْูุญَุฑِّ : ِูุฃََُّูู ุญَِูู ُูุฑِุถَ َูุงََูู ุดِุฏَّุฉَ ุงْูุญَุฑِّ ََููุฏْ ุฑََูู ุฃََูุณُ ุจُْู ู َุงٍِูู ุฃََّู ุฑَุณَُูู ุงَِّููู {ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ} َูุงَู : ุฅَِّูู َุง ุณُู َِّู ุฑَู َุถَุงُู : ِูุฃََُّูู َูุฑْู ِุถُ ุงูุฐُُّููุจَ ุฃَْู : َูุญْุฑَُِููุง ََููุฐَْูุจُ ุจَِูุง .
“Adalah bulan Ramadhan pada zaman jahiliyah dinamakan dengan ‘kelelahan’, lalu pada zaman Islam dinamakan dengan Ramadhan yang diambil dari kata Ar Ramdha yaitu panas yang sangat. Karena ketika diwajibkan puasa bertepatan dengan keadaan yang sangat panas. Anas bin Malik telah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: sesungguhnya dinamakan Ramadhan karena dia memanaskan dosa-dosa, yaitu membakarnya dan menghapskannya. (Al Hawi Al Kabir, 3/854. Darul Fikr)
Secara istilah (terminologis), Ramadhan adalah nama bulan (syahr) ke sembilan dalam bulan-bulan hijriyah, setelah Syaban dan sebelum Syawal. Ada pun bulan dalam artian benda langit adalah al qamar, dan bulan sabit adalah al hilaal.
Demikian. Wallahu A'lam (Bersambung ...)
๐๐พ๐ธ๐ป๐ด๐บ☘๐ท
✏️ Farid Nu'man Hasan
๐ก Sebarkan! Raih amal shalih
๐ Join Telegram: bit.ly/1Tu7OaC
Silakan Berkomentar...